Metodologi Penelitian
n
Suatu cara yang ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.
n
Cara Ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, rasional (diterima akal sehat), empiris (teramati oleh
indra manusia bukan melalui paranorma) dan sistimatis (mengikuti
langkah-langkah logis).
CARA ILMIAH
:
1. Rasional
: terjangkau penalaran manusia
2. Empiris
: teramati oleh indra bukan melalui
paranormal
No
|
Kuatlitatif
|
Kualitatif
|
1
|
Fenomena
|
Fenomena
|
2
|
Perumumusan
Masalah
|
Perumumusan
Masalah
|
3
|
Landasan
Teori
|
Landasan
Teori
|
4
|
Hipotesis
|
Hipotesis
|
5
|
Prosedur
Penelitian
§ Metode yang digunakan
§ Sampel (tingkat persisi 1%, 5%)
§ Operasional variabel
§ Pembuatan kuesoner dan uji
validitas & reliabilitas
§ Teknik analisis
§ Pengujian hipotesis
§ Hasil dan pembahasan
§ Kesimpilan & Rekomendasi
|
Prosedur
penelitian
§ Metode yang digunakan
§ Sampel berdasarkan
purposive/sinowball
§ Uji validitas dan reliabilitas
digunakan FCD dan triangulasi
§ Hasil dan pembahasan
§ Kesimpulan & Rekomondasi
|
Ada beberapa komponen dalam pengertian Metode
Penelitian yaitu :
ü Cara ilmiah
ü Data
ü Tujuan
ü Kegunaan tertentu
Metode Penelitian Sosial dan Bisnis Adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu
sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah dalam bidang sosial dan bisnis.
Ada beberapa macam Metode Penelitian yaitu :
Kriteria data penelitan :
1. Valid : derajad ketepatan
2. Reliabel : derajad konsistensi
3. Obyektif : derajad persamaan persepsi (interpersonal agreement).
- Penemuan
- Pengembangan
- Pembuktian
Kegunaan
Penelitian
- Memahami masalah
- Memecahkan masalah
- Antisipasi masalah
Karakteristik Penelitian Yang baik :
- Fenomena, masalah dan tujuan penelitian harus dirumuskan dengan baik
- Prosedur penelitian perlu dijabarkan
- Rancangan penelitian harus dibuat dengan baik
- Ada laporan Penelitian
- Hasil Penelitian
- Kesimpulan dan saran
Fenomena Penelitian
Fenomena
adalah : suatu kejadian yang dipermasalahkan yang ditangkap oleh pancaindra
(bukan karena tenaga paranormal) dan perlu diatasi agar permasalahan itu tidak
terulang kembali atau perlu dikelolah dengan baik.
Fenomena dapat ditelusuri dari hasil penglihatan
melalui pengamatan langsung, melalui media cetak atau elektronik, atau diskusi
dengan ahli atau pakar. Misalnya, Fenomena : Pelayanan rumah sakit tidak
bermutu dapat diamati atau terbaca di koran, atau hasil diskusi dengan pakar.
Contoh
:
“Fenomena tentang Pelayanan Publik”
- Laporan Bank Dunia bertajuk ”Doing Business 2007”, posisi Indonesia merosot empat tingkat ke urutan 135 dari 175 negara yang disurvei dalam hal kemudahan berbisnis (pengurusan perizinan), meski dinilai ada perbaikan namun tidak signifikan. Dalam pengurusan izin usaha, Indonesia memang baru berhasil memangkas waktu pengurusan perizinan dari 155 hari menjadi 97 hari atau hampir sama dengan Timor Leste. Pada hal di Malaysia dan Thailand cuma sekitar 30 hari, Singapura 6 hari (Koran Tempo, 11 Juni 2007).
“Fenomena
Pelayanan Kesehatan”
- Tiga Bulan Pimpim RSPD, Dr.Dewi hanya mampu benahi warung dan Parkir. Puluhan warung yang berada dilingkungan RSPM sudah rata dengan tanah, demikian juga tempat parkir dokter sedangkan dibidang kesehatan terhadap masyarakat masih banyak ditemukan masalah. (Harian Waspada 8 Maret 2010 halaman B3)
“Fenomena
dibidang Bisnis”
- Pasokan Gas untuk industri dan rumah tangga semakin terancam, saluran distribusi tidak mampu melayani si konsumen (Waspada, 8 Maret 2010 hal. B6)
- Untuk meningkatkan pangsa pasar (market share) bidang telekomunikasi Simpati gandeng Dezzo, tujuannya untuk memperkuat daya tahan untuk bersaing, melawan pesaing telekomunikasi lainnya ((Waspada, 8 Maret 2010 hal. B6)
Fenomena
harus dirumuskan dalam latar belakang
penelitian dengan menggunakan bahasa yang enak dan mengalir, sehingga mempermudah dalam merumuskan permasalahan yang dihadapi
sehingga Mempermudah peneliti untuk menggunakan Landasan teori sebagai
landasannya. Latar belakang penelitian ini terangkum palingBanyak 4-5 lembar
(tergantung kepada Fenomena yang diamati)
Hal-hal
yang perlu diperhatikan merumuskan fenomena dalam latar belakang penelitian
:
- Ada narasi awal pentingnya fenomena itu
- Ada landasannya (peraturan yang mengatur)
- Ada gejala-gejala terjadinya fenomena (baca media cetak) atau apa yang ditangkap oleh indra saudara.
- Ada pembuktian hasil penelitian lapangan (hasil skripsi terdahulu, dll)
- Penyebab gejala-gejala dimaksud
- Perlu dibenahi agar tidak terulang kembali
- Merumuskan tema menjadi nama judul penelitian
- Merumuskan masalah penelitian
- (catatan: Merumuskan masalah penelitian akan lebih mudah merumuskan jika fenomena telah disusun dengan baik). Jadi langkah-langkah penelitian fenomena dan merumusan masalah dengan sendirinya akan terjawab.
Contoh:
“ Fenomena dibidang Kebijakan Pelayanan Perijinan IMB”
- Yang dibahas mengapa perlu perijinan IMB
- Landasan (kebijakan IMB) seperti Perda, SK Walikota, Juklak IMB semuanya untuk mempercepat pelayanan
- Fenomena dilapangan bagaimana? Baca media cetak tentang pelayanan IMB
- Mencari penyebabnya terjadinya gejala-gejala pelayanan IMB
- Tema (judul skripsi) penelitian
- Merumuskan permasalahan perijinan IMB
Bacalah
dengan seksama fenomena pelayanan IMB yang dibagikan kepada saudara (lalu buat
contoh rencana UP anda untuk kita diskusikan)
Contoh-contoh
Judul Penelitian
- Penelitian Deskritif (variabel tunggal)
- Disiplin pegawai negeri setelah Otda (kasus kabupaten…………)
- Penelitian Komparatif
- Perbandingan Disiplin PNS dan UHN
- Penelitian Asosiatif Pengaruh Otda terhadap Pelayanan Publik
Fenomena dan Perumusan Masalah
- Fenomena merupakan anatomi awal membangun ilmu, dari fenomena akan melahirkan perumusan masalah
- Masalah adalah adanya penyimpangan antara yang seharusnya (das sein) dengan kenyataan (das sollen).
- Misalnya, Seharusnya target mahasiswa baru Fisip angkatan 2010 sebanyak 200 orang (das sein) kenyataan hanya 120 orang (das sollen).
- Adanya perbedaan ini, merupakan masalah yang harus diatasi.
Merumuskan
Masalah yang baik tergantung
kepada penelitiannya apakah deskriptif, komparatif ataupun asosiatif.
Rumusan
masalah secara umum
a.
(Fraenkel 1990:22):
1.
Harus feasible (harus dapat dicarikan jawabannya)
2.
Harus jelas (semua orang memberi persepsi yang sama).
3.
Harus signifikan (bermakna) dalam pengembangan ilmu
dan kehidupan umat Manusia
4.
Harus bersifat etis, menjauhkan saran, agama suku, adat istiadat yang memojokkan.
5.
Harus mengandung pertanyaan, agar mudah dicari jawaban sementara (hipotesis).
Perumusan
Permasalahan Deskriptif {“Seberapa baik disiplin PNS di Kabupaten A....?”}. Perumusan
Masalah Komparatif
{ “Adakah perbedaan cara promosi minuman air Aqua dengan Ades?”}.
Perumusan
Masalah Asosiatif {“Adakah hubungan (pengaruh) kepemimpinan dengan
disiplin kerja pegawai di kantor ….?”}
Landasan Teori
- Jika permasalahan telah dirumuskan dengan benar, maka harus dicari landasan teori yang cocok terhadap permasalahan yang dihadapi sebagai pisau analisisnya.
- Jika judul penelitian atau rumusan masalahnya berkaitan dengan kepemimpinan maka dilakukan pengkajian teori-teori kepemimpinan, kemudian dicarikan teori kepemimpinan siapa yang akan dipakai sebagai landasan teorinya.
Ø Teori sifat oleh
Hersey dan Blanchard.
Ø Teori X dan Y
oleh Mc Groger
Ø Teori
Transformasional oleh James
McGregor Burns (2008)
Judul Penelitian dan masalahnya tentang Motivasi Teori-Teori
Motivasi
A. Mc Clelland (1953). Teori Kebutuhan Berprestasi dengan dimensi:
a. Kebutuhan Berprestasi c. Kebutuhan
Kekuasaan
b. Kebutuhan Afliasi
B. Abraham Maslow (1954). Teori
Kebutuhan :
a.
Kebutuhan
Fisiologis, d. Kebutuhan
Penghargaan
b.
Kebutuhan
Keamanan e. Kebutuhan
Aktualisasi Diri
c.
Kebutuhan Sosial
C. Teori Mc Groger (1957) Teori X dan Y
D.
Teori Herzberg Teori Dua faktor
(1959) Hygeine Factor dan Motivator
E. Teori Argyris
(1969) Teori Dewasa dan
Tidak Dewasa
F.
Teori Alderfer (1972) Teori ERG (Existence; Relationship; Growth)
G.
Teori Z oleh Ouchi (1982) gabungan gaya manajemen Jepang dan AS
Judul Penelitian dan
masalahnya tentang Pelayanan Publik
Ø Pelayanan Dimensi Kualitas Pelayanan
1. Valarie A.
Zeithaml., A. Parasuraman., Leonard L Berry (1990). Tangibles, Reliability, Responsiveness,
Assurance, Empathy.
2. Christian Gronroos (1990)Outcome, Process
related, Corporate image
3. Albrecht dan Zemke (1985)Care and concern,
Spontaneity, Problem solving, Recovery,
4. Johnston (1995)Access, Aesthetics,
Attentiveness/helpfulness, Availability, Care, Cleanliness Tidiness, Comfort,
Commitment, Communi-cation, Competence, Courtesy, Flexibility, Friendliness, Functionality, Integrity, Reliability,
Responsiveness, Security.
5. Garvin (1987)Performance, Features,
Reability, Conformance to specification, Durability, Serviceability,
Esthetic Perceived quality
Teori-teori Insentif
- Thoha (2007:60) mengatakan ada dua dimensi insentif : (a). Honorarium, (b) uang lembur (overtime).
- Danim Sudarman (2004:43) mengatakan ada 3 dimensi insentif yaitu : (1). Material atau ekonomi (2). Non-material (3). Semi Material.
- Siagian (2008: 268-271) menyebutkan ada 5 (lima) dimensi insentif : (1). Piecework; (2). Bonus; (3). Komisi; (4) Kurva Kematangan; (5) Manfaat bagi eksekutif
- Dessler Gary (2007:101-107) menegaskan ada perbedaan insentif bagi pegawai perorangan, pegawai profesional dan pegawai penjualan.
1.
Insentif untuk pegawai perorangan terdiri
dari dimensi : a. piecework
b. tunjangan.
2. Insentif pegawai profesional terdiri dari dimensi : a.
Penghargaan berdasarkan pengakuan. b. Program online (ulang tahun).
3. Insentif pegawai penjualan : a. Rencana gaji
b. Komisi c. Kombinasi
§ Mikovich
and Brudrean (1991:502-507) menyebutkan ada 5 (lima) dimensi yaitu:
(1).
Piece work and program Bonus; (2). Commision; (3). Result; (4). Gainsharing, (5). Profit sharing.
§ Keith
Davis (1996:134) menyebutkan ada 5
(lima) dimensi yaitu
(1).
Bonus; (2). Profit Sharing; (3). Production sharing; (4). Bayaran
lengkap; (5). Imbalan prestasi.
§ Flippo
Edwin (1989:36) menyebutkan ada dua yaitu (1). Bonus (2). Piece rate.
§ Sedangkan
menurut Jackson H. John dan Mathis Robert L. (2006 : 461) menyebutkan ada tiga
yaitu (1). Tarif satuan; (2). Bonus dan (3). Penghargaan. Jika diamati
dimensi-dimensi insentif tersebut para ahli sepakat memasukkan dimensi piecework, bonus, komisi dan profit
sharing.
Variabel
Penelitian
- Variabel merupakan variasi (atribut) dari sebuah penelitian yang ditetapkan oleh peneliti dan akan dipelajari.
- Misalnya Kepemimpinan, insentif, disiplin pegawai, promosi jabatan, harga, saluran distribusi, kebijakan publik, dan lain-lain
Kerangka
Berpikir
- Merupakan rangkaian pola pikir oleh sipeneliti terhadap objek yang diteliti. Kerangka berpikir merupakan bangunan yang akan dipakai sebagai model penelitian. Kerangka berpikir juga merupakan cetakan (pola) yang akan dipakai sesuai dengan teori yang dipakai.
Contoh
Kerangka Berpikir Sederhana
Diurai mulai dari Teori yang dipakai
- Judul : Pengaruh Insentif terhadap Pelayanan Publik.
- Perumusan Masalah :
- Adakah pengaruh insentif terhadap Pelayanan Publik?
- Landasan Teori Insentif dan Pelayanan Publik diuraikan dan kaitannya (hubungannya/pengaruhnya).
Kerangka
Berpikir judul skripsi: ”Pengaruh
Insentif terhadap kualitas
pelayanan
publik.”
- Diasumsikan teori insentif memakai teori Flippo Edwin (1989:36) menyebutkan ada dua yaitu (1). Bonus (2). Piece rate.
- Teori pelayanan publik dipakai Valarie A. Zeithaml., A. Parasuraman., Leonard L Berry (1990).Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy
Variabel
Antara (Moderator)
- Judul: “Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi dan Dampaknya terhadap kualitas pelayanan perijinan.”
Digunakannya variabel antara karena belum adanya teori
yang menghubungkan langsung antara Kepemimpinan terhadap kualitas pelayanan
perijinan
Kerangka
Berpikir
( Paradigma) Judul :
“Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi dan Dampaknya
terhadap kualitas pelayanan perijinan…”
Hipotesis
- Jawaban (praduga) sementara terhadap masalah yang dihadapi dan perlu diuji.
- Misalnya Masalah Penelitian:
Adakah pengaruh kepemimpinan terhadap
motivasi kerja pegawai.....?
Hipotesis:”Terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja
pegawai”.
Pengujian
Hipotesis : Alat
Uji Hipotesis tergantung....
1.
Kerangka Berpikir Penelitian
2.
Apakah mencari hubungan atau pengaruh (tergantung
hipotesis). Jika mencari hubungan pakai korelasi atau Regressi sederhana atau
regeressi ganda. Jika pengaruh memakai Path Analisys.
3.
Pengujian bisa dilakukan jika menggunakan sampel
dengan alat Uji t atau Uji F.
Catatan
: Semua alat uji tersebut telah ada dalam buku program
SPSS versi 12.0 (Baca pogram SPSS versi terakhir)
n∑XiYi
– (Xi)(Yi)
rXY = ---------------------------------------
√ (n∑Xi²-(∑Xi)² (n∑Yi²) – (∑Yi)²
Keterangan :
rXY = Koefisien Korelasi
Xi = Skor item ke-i
Y = Skor Total Keseluruhan
item
n = Jumlah populasi
Contoh
- Jika t hitung diperoleh 8.75
- Maka dibandingkan dengan t tabel dengan α = 0.05 dan db = n-2, dan n = 28 maka t tabel pada db =28 – 2 = 26 dan α = 0.05 sebesar 2.056
- Dengan demikian t hitung 8.75 > 2.056 tolak Ho dan Terima H1, artinya ada hubungan kepemimpinan dengan motivasi.
- Sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi di luar kepemimpinan dilakukan determinasi yang dideterminasi adalah nilai korelasi (rxy) dengan rumus rxy2.
- Misalnya rxy 0.75 = 0.75 x 0,75 = 0.5625 sehingga faktor lain = 100 – 0.5625 = 0.44 atau 44% masih ada faktor lain yang tidak terdeteksi diluar kepemimpinan.
- Perhitungan di atas dilakukan analisis lebih jauh dalam pembahasan (hasil) penelitian
Pengujian Hipotesis
- Jika peneliti menggunakan sampel maka alat ujinya digunakan uji t dengan catatan jika t hitung > dari t tabel maka H0 ditolak atau diterima H1 artinya ada hubungan antara kepemimpinan dengan motivasi.
- Jika tidak menggunakan sampel atau populasi maka perhitungan sampai korelasi.
Proses Penelitian dan
Pengumpulan Data
Operasionalisasi Variabel
Gaya
Kepemimpinan
Pembuatan
Kuesioner
- Umumnya dalam penelitian kuantitatif angket menggunakan metode skala:
- 1. Skala Likert dengan options 3 atau 5 atau selalu ganjil.
- Contoh kusioner
- Apakah Perusahaan memberikan Gaji yang dapat memenuhi kebutuhan saudara?
- A. Sangat cukup/Sangat setuju
- B. Cukup/Setuju
- C. Ragu-Ragu/Tidak Berpendapat
- D. Tidak Cukup/Tidak setuju
- E. Tidak Cukup Sama sekali/Sangat tidak setuju
Sambungan:
Bagaimana
fasilitas perumahan yang disediakan perusahaan?
A.
Sangat Memadai
B.
Memadai
C.
Cukup Memadai
D.
Tidak Memadai
E.
Tidak Memadai sama sekali
2 Skala Guttman
Skala
ini menggunakan 2 pilihan misalnya :
“Bagaimana pendapat anda
jika pemimpin anda diganti sebelum periode jabatan.....?”
a.
Setuju
b.
Tidak Setuju
Penentuan
Sampel dan Stratifikasi
§ Tetapkan tingkat
presisi yang dipakai apakah α = 0.05 , atau 0.01 artinya, jika peneliti
menggunakan α = 0.05 maka tingkat
kebenaran penelitian ini 95% atau kesalahan sebesar 5%.
§ Rumus Penetapan
Sampel Menurut Tharo Yamane.
n = N
N.d2 + 1
§ d2 = tingkat presisi
Perhitungan
§ Jika populasi 3000
orang
§ Maka sampelnya:
§ n = 3000
§ (3000).(0.05) +1
§ = 353
Penentuan Sampel
§ Menurut Tabel Krejcie (lihat Sugiyono) Jika
populasi 3000 (N) maka sampel 341 (n) orang.
Jika sampel diteliti dalam kantor
pemerintahan, maka dapat didistribusikan melalui stratifikasi
Penentuan
Sampel
§ Menurut Tabel Krejcie (lihat Sugiyono) Jika
populasi 3000 (N) maka sampel 341 (n) orang.
Jika sampel diteliti dalam kantor
pemerintahan, maka dapat didistribusikan melalui stratifikasi
Contoh:
§ Misalkan peneliti
melakukan penelitian di Kantor X dengan jumlah pegawai sebanyak 1000 orang
(populasi) dengan tingkat pendidikan S1= 50, SM(D-3) 300, STM (SMA) 500, SMP 100 dan SD 50 orang.
Sedangkan sampel diambil melalui tabel Krejice 278 orang. Maka stratifikasi
(perwakilan) adalah
Stratifikasi:
S1
|
50 / 1000 x 278
|
13.9
|
14 orang
|
D-3
|
300 / 1000 x 278
|
83.4
|
84 orang
|
STM
|
500 / 1000 x 278
|
139.0
|
139 orang
|
SMP
|
100 / 1000 x 278
|
27.80
|
29 orang
|
SD
|
50 / 1000 x 278
|
13.9
|
14 orang
|
Jumlah populasi
|
278 orang
|
Stratifikasi Dalam Sebuah Kabupaten
§ Lihat Word (File
tersendiri)
Uji Validitas dan Reliabilitas
§ Lihat Word (File
tersendiri)
Teknik Menguji Hipotesis penelitian
§ Masalah Penelitian ;
§ Adakah pengaruh motivasi terhadap semangat
kerja di kantor X?
§ hipotesis kerja.
§ “Terdapat pengaruh
motivasi terhadap semangat kerja di Kantor X.
§ Hipotesis Statistik :
§ H0 : Tidak ada
pengaruh Motivasi terhadap semangat kerja.
§ H1 : Ada pengaruh motivasi terhadap semangat
kerja.
§ Alat menguji
hipotesis pilih pakai alat apa (korelasi seperti Produk Moment atau path
analysis).
§ Lakukan Pembahasan sesuai dengan perangkaan
yang anda temukan, apa makna angka tersebut.
KAPAN SEBAIKNYA MENGGUNAKAN METODE
KUANTITATIF DAN
KUALITATIF
NO
|
Sesuai dengan kuantitatif
|
Sesuai dengan kualitatif
|
1.
|
Perilaku yang teramati
|
Memahami makna di balik perilaku
|
2.
|
Mengetahui hubungan variabel
|
Memahami interaksi dari partisipan
|
3.
|
Menggali
informasi yang luas ttp dangkal
|
Menggali
informasi yang mendalam dan rinci
|
4.
|
Menguji teori
|
Memahami gejala
guna menghasilkan teori
|
5.
|
Memfokuskan pada hasil
|
Memfokuskan pada proses
|
6.
|
Generalisasi bebas nilai
|
Konklusi yang kaya akan konteks
|
7.
|
Meringkas gejala-gejala yang telah diketahui
|
Eksplorasi
informasi baru yang belum diketahui
|
Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi(gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.
CARA MENENTUKAN SUMBER DATA/SAMPEL
PURPOSIVE/SNOWBALL
PURPOSIVE/SNOWBALL
INSTRUMEN PENELITIANPeneliti sendiri
Camera
Tape
Buku Catatan
TAHAPAN DALAM RESEARCH AND DEVELOMENT
1.
Tugas Metode Penelitian (Batas
ujian Mid semester)
1) Buat proposal
penelitian sesuai dengan minat saudara (pilih penelitian kuantitatif atau
kualitatif).
2) Dikumpul setelah 1
minggu selesai perkuliahan (akhir semester).
3) Kertas A4, jumlah halaman 20 lbr.
4) Objek dan kasus penelitian di kota Medan
Catatan : Jika anda
memilih penelitian kualitatif ada bonus nilai 25 (baca buku Metode penelitian
kualitatif (Lexy. Moleong). Contoh skripsi dapat anda baca hasil penelitian
alumni yang sudah tamat.
Metode Pengumpulan Data
Jika penelitian kuantitatif digunakan angket, dimana
angket tersebut diisi oleh siresponden dan tidak boleh diwakilkan.
Jika penelitian
kualitatif dilakukan dengan cara
1.
Observasi
2.
Wawancara
3.
Dokumentasi
4.
Triangulasi
Macam-Macam Observasi
v Observasi
partisipatif yaitu peneliti ikut serta apa yang dilakukan oleh sumber data, dan
ikut merasakan suka duka. Misalnya, peneliti ingin mengetahui perilaku karyawan
di kantor X, maka ia berperan sebagi karyawan. Atau observasi dengan cara apa
yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan berpartisipasi
aktif dalam segala aktivitas.
Jenis-Jenis Observasi
Partisipatif
v Partisipasi pasif,
peneliti datang ketempat penelitian, tetapi tidak ikut aktif dalam kegiatan
tersebut.
v Partisipasi Moderat,
peneliti ikut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan saja.
v Partisipasi aktif,
peneliti melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber tetapi belum sepenuhnya.
v Partisipasi lengkap, peneliti ikut sepenuhnya
dalam kegiatan tersebut.
Manfaat Observasi
v Memperoleh informasi
secara holistik (menyeluruh), termasuk kesan-kesan pribadi yang tidak terekam
oleh wawancara.
v Adanya pengalaman langsung untuk menemukan
sesuatu (induktif). Misalnya menemukan teori baru tentang motivasi. Sedangkan
deduktif menguji sesuatu di lapangan. Misalnya menguji teori motivasi Abraham
Maslow.
Tahapan Melakukan Observasi
1. Menyediakan panduan observasi
yaitu:
PELAKU : Siapa melakukan apa?
|
WAKTU: Kapan
|
TEMPAT:
Dimana
|
SARANA:
Apa alat bantu
yang
digunakan
|
PERISTIWA:
Apa bentuk
sikap Petugas
Publik dan
Bagaimana
suasananya?
|
2. Memasuki objek Penelitian
Yaitu memperhatikan,
tempat (lokasi) seperti kondisi gedung, lokasi parkir, keasrian suasana
gedung/kantor, waktu, dan ruang serta peristiwa dalam konteks perilaku pegawai
terhadap objek penelitian. Pada tahap ini masih bersifat grand tour
observation (menjelajah secara umum).
3. Observasi terfokus
Observasi yang sudah mulai dipersempit terhadap fokus penelitian, namun
belum melakukan kesimpulan.
4. Observasi
Terseleksi
Peneliti telah menemukan
data yang akan digunakan dalam penelitian. Data sudah terinci dan tampak
perbedaannya satu sama lain.
Wawancara/Interview
(batas kuliah)
Merupakan pertemuan dua orang (empat mata)
untuk bertukar informasi, ide melalui tanya jawab sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Misalnya, tentang Politik
Pilkada kota Medan.
Narasumber yang diwawancarai adalah key
informan yang memiliki status tertentu
dan materi pertanyaannya adalah berbeda. Misalnya, politik yang diwawancarai
Ketua KPU Kota Medan, Provinsi, Pakar Politik, Gubernur, Tokoh Agama, dan
Masyarakat biasa. (Semuanya itu memiliki status yang berbeda tentu saja materi
pertanyaannya berbeda-beda)
Macam-Macam
Wawancara/ Interview
Wawancara Terstruktur yaitu wawancara yang
telah ditetapkan dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh, dengan membuat
pedoman wawancara. Misalnya Politik kota Medan yang ditanya:
a. Daftar Pemilih Tetap
(DPT)
b. Sosialisasi
c. Manajemen Pilkada.
Ketiga topik itu telah disusun sedemikian rupa
tentang materi pertanyaan, dan dibantu dengan alat perekam, gambar, dan brosur
untuk membantu proses wawancara, dan wawancara dimulai dari materi DPT dan
seterusnya.
Pedoman
Wawancara Terstruktur
Judul Penelitian
|
Perilaku
Politik Masyarakat Kota Medan Pada Pilkada 12 Mei 2010
|
Waktu interview
|
Selama bulan Agustus 2010
|
Tanggal
|
Dimulai tanggal ... s.d....... Agust 2010
|
Informan
|
1. Ketua KPUD
Kota Medan, (2). Ketua KPUD Provinsi (3). Gubernur 4. Tokoh Agama, 5 Pakar
politik, (6). Masyakarat (pilih key informan)
|
Pertanyaan-Pertanyaan
Tentang DPT
1. Bagaimana pendapat
Bapak
tentang akurasi DPT
|
Pendapat key informan
|
Pewawancara
|
………….. (oleh peneliti atau Ahli)
|
v
Wawancara Semiterstruktur
Dimana fihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya, dan
peneliti hanya mendengar secara teliti dan mencatat yang dikemukakan informan.
v
Wawancara tak berstruktur
Wawancara dengan cara
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara, sehingga pewawancara
bebas memulai dari mana ia bertanya yang penting tidak melenceng dari topik
penelitian. Artinya, pertanyaan yang disusun/diurut boleh dimulai dari nomor
mana saja.
Langkah-Langkah Melakukan wawancara
diwawancarai sesuai dengan status
sosialnya.
2. Menyiapkan materi
bahan pembicaraan, termasuk
tape recorder.
3. Membuka alur
wawancara
4. Melangsungkan alur
wawancara
5. Mengkonfirmasikan
iktiar hasil wawancara dan
mengakhirinya
6. Menuliskan hasil
wawancara ke dalam catatan lapangan.
7.Mengidentifikasi
tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh.
Teknik Penyusunan Pertanyaan dalam
wawancara.
Ø Pertanyaan dikaitkan dengan Topik Penelitian.
Misalnya tentang Pilkada Kota Medan 12
Mei 2010.
Ø Pertanyaan dikaitkan dengan pengalaman yang
dialami oleh informan terhadap objek
yang diteliti.
Ø Pertanyaan berkaitan dengan pendapat terhadap data yang diperoleh dari sumber tertentu (melakukan
cross cek).. Pertanyaan berkaitan dengan perasaan informan, namun dimulai dari
pertanyaan biasa kemudian digiring kepada
perasaan si informan.
Ø Pertanyaan berkaitan
dengan indera, karena informan melihat,
mendengarkan, meraba tentang peristiwa tersebut.
Ø Pertanyaan berkaitan
dengan latar belakang atau demografi.Pertanyaan yang berkaitan dengan saran.
Misalnya, bagaimana saran Anda tentang Pilkada Kota Medan ke depan?
Dokumen
Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, baik berupa tulisan,
gambar (foto), data-data, karya-karya monumental, kebijakan atau peraturan,
kliping koran, film. Tetapi menggunakan dokumentasi yang berkaitan erat dengan
topik penelitian.
Triangulasi
Trinagulasi yaitu pengumpulan data sekaligus melakukan uji validitas data
dari berbagai sumber. Atau mengumpulkan data yang sama dari berbagai sumber
yang berbeda-beda. Misalnya. Tentang Data Kepemimpinan si A di kantor X. Maka
sumbernya, si B sebagai bawahannya, si C sebagi rekan kerja si B, dan si D
sebagai teman dekat si A.
Teknik Analisis
Data Kualitatif
Ø Sebelum peneliti
kelapangan, perlu dilakukan analisis data pendahuluan atau data sekunder
sehingga dapat menentukan fokus penelitian. Misalnya, data pendahuluan tentang
Pilkada kota Medan 12 Mei 2010. Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 1.961.155 jiwa, namun yang datang
mencoblos di 3.897 TPS hanya
678.804 jiwa. Partisipasi pemilih (politik)
hanya sekitar 34.61 %, dan sisanya sebesar 65.39% adalah Golput. (Analisa,
18 Mei 2010).
Ø Melakukan analisis
data secara terus menerus sampai benar-benar tuntas dimana awalnya data itu itu
tidak bermakna metode ini dapat menggunakan metode Miles and Huberman:
Data Reduction
(Mereduksi data)
Mencatat
data secara rinci, mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
karena data itu awalnya masih sembarawut, perlu diseleksi sesuai dengan topik penelitian.
Tahapan dalam Penelitian Kualitatif
Data Display (Penyajian data)
Melakukan uraian singkat data yang direduksi
dalam bentuk naratif, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang terjadi,
berdasarkan apa yang telah dipahami peneliti dilapangan.
Conclusion (Verification)
Melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi,
namun sifatnya masih bersifat sementara bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat. Tetapi bila ditemukan alat bukti yang kuat yang valid dan konsisten maka
data lapangan itu merupakan data yang kredibel (layak dipakai).
Analisis Data Kualitatif
Data Kualitatif harus Kredibel
- Jika data kuantitatif dilakukan dengan cara validitas dan reliabilitas melalui alat uji statistik seperti Uji Korelasi Product Moment
- Jika data kualitatif dengan cara kredibilitas dengan cara triangulasi (observasi, wawancara, dan FGD).
Uji Kredibilitas data kualitatif
1. Perpanjangan pengamatan
2. Peningkatan ketekunan
3. Triangulasi
4. Diskusi (Forum Group Diccusion/FCD)
5. Analisis kasus negatif
6. Membercheck
Teknik Menyusun Proposal Penelitian
Ø
Lihat Skripsi Mahasiswa Fisip UHN yang sudah Lulus.
Ø Tugas : Buat proposal
penelitian .
Ø
Degan membuat fenomena agar layak
diteliti.