Translate

Senin, 11 Juni 2012

MPSKU



Metodologi Penelitian
n  Suatu cara yang ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
n  Cara Ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, rasional (diterima akal sehat), empiris (teramati oleh indra manusia bukan melalui paranorma) dan sistimatis (mengikuti langkah-langkah logis).
CARA ILMIAH :
1.      Rasional  : terjangkau penalaran manusia
2.      Empiris   : teramati oleh indra bukan melalui paranormal
3.      Sistematis : langkah-langkah berurutan secara  logis 
 Langkah-Langkah Logis Dalam Penelitian
No
Kuatlitatif
Kualitatif
1
Fenomena
Fenomena
2
Perumumusan Masalah
Perumumusan Masalah
3
Landasan Teori
Landasan Teori
4
Hipotesis
Hipotesis
5
Prosedur Penelitian
         §  Metode yang digunakan
          §  Sampel (tingkat persisi 1%, 5%)
         §  Operasional variabel
     §  Pembuatan kuesoner dan uji validitas & reliabilitas
            §  Teknik analisis
            §  Pengujian hipotesis
           §   Hasil dan pembahasan
          §  Kesimpilan & Rekomendasi
Prosedur penelitian
             §  Metode yang digunakan
        §  Sampel berdasarkan purposive/sinowball
             §  Uji validitas dan reliabilitas digunakan FCD dan triangulasi
        §  Hasil dan pembahasan
         §  Kesimpulan & Rekomondasi
Ada beberapa komponen dalam pengertian Metode Penelitian yaitu :
ü  Cara ilmiah
ü  Data
ü  Tujuan
ü  Kegunaan tertentu
            Metode Penelitian Sosial dan Bisnis Adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan  dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang sosial dan bisnis.
 Ada beberapa macam Metode Penelitian yaitu :

Kriteria data penelitan :
1.      Valid : derajad ketepatan
2.      Reliabel : derajad konsistensi
3.      Obyektif : derajad persamaan persepsi (interpersonal      agreement).



Tujuan Penelitian :
  1. Penemuan
  2. Pengembangan
  3. Pembuktian
Kegunaan Penelitian
  1. Memahami masalah
  2. Memecahkan masalah
  3. Antisipasi masalah




Karakteristik Penelitian Yang baik :


  • Fenomena, masalah dan tujuan penelitian harus dirumuskan dengan baik
  • Prosedur penelitian perlu dijabarkan
  • Rancangan penelitian harus dibuat dengan baik
  • Ada laporan Penelitian
  • Hasil Penelitian
  • Kesimpulan dan saran


Fenomena Penelitian
            Fenomena adalah : suatu kejadian yang dipermasalahkan yang ditangkap oleh pancaindra (bukan karena tenaga paranormal) dan perlu diatasi agar permasalahan itu tidak terulang kembali atau perlu dikelolah dengan baik. Fenomena dapat ditelusuri dari hasil penglihatan melalui pengamatan langsung, melalui media cetak atau elektronik, atau diskusi dengan ahli atau pakar. Misalnya, Fenomena : Pelayanan rumah sakit tidak bermutu dapat diamati atau terbaca di koran, atau hasil diskusi dengan pakar.
Contoh :  
 “Fenomena tentang Pelayanan Publik
  • Laporan Bank Dunia bertajuk ”Doing Business 2007”,  posisi Indonesia merosot empat tingkat ke urutan 135 dari 175 negara yang disurvei dalam hal kemudahan berbisnis (pengurusan perizinan), meski dinilai ada perbaikan namun tidak signifikan. Dalam pengurusan izin usaha, Indonesia memang baru berhasil memangkas waktu pengurusan perizinan dari 155 hari menjadi 97 hari atau  hampir sama dengan Timor Leste. Pada hal di Malaysia dan Thailand cuma sekitar 30 hari, Singapura 6 hari (Koran Tempo, 11 Juni 2007).
Fenomena Pelayanan Kesehatan
  • Tiga Bulan Pimpim RSPD, Dr.Dewi hanya mampu benahi warung dan Parkir. Puluhan warung yang berada dilingkungan RSPM sudah rata dengan tanah, demikian juga tempat parkir dokter sedangkan dibidang kesehatan terhadap masyarakat masih banyak ditemukan masalah. (Harian Waspada 8 Maret 2010 halaman B3)

Fenomena dibidang Bisnis
  • Pasokan Gas untuk industri dan rumah tangga semakin terancam, saluran distribusi tidak mampu melayani si konsumen (Waspada, 8 Maret 2010 hal. B6)
  • Untuk meningkatkan pangsa pasar (market share) bidang telekomunikasi Simpati gandeng Dezzo, tujuannya untuk memperkuat daya tahan untuk bersaing, melawan pesaing telekomunikasi lainnya ((Waspada, 8 Maret 2010 hal. B6)


Merumuskan Fenomena
            Fenomena harus dirumuskan dalam latar  belakang penelitian dengan menggunakan bahasa yang enak dan mengalir, sehingga mempermudah dalam merumuskan permasalahan yang dihadapi sehingga Mempermudah peneliti untuk menggunakan Landasan teori sebagai landasannya. Latar belakang penelitian ini terangkum palingBanyak 4-5 lembar (tergantung kepada Fenomena yang diamati)
Hal-hal yang perlu diperhatikan merumuskan fenomena dalam latar belakang penelitian :


  • Ada narasi awal pentingnya fenomena itu
  • Ada landasannya (peraturan yang mengatur)
  • Ada gejala-gejala terjadinya fenomena (baca media cetak) atau apa yang ditangkap oleh indra saudara.
  • Ada pembuktian hasil penelitian lapangan (hasil skripsi terdahulu, dll)
  • Penyebab gejala-gejala dimaksud
  • Perlu dibenahi agar tidak terulang kembali
  • Merumuskan tema menjadi nama judul penelitian
  • Merumuskan masalah penelitian
  • (catatan: Merumuskan masalah penelitian akan lebih mudah merumuskan jika fenomena telah disusun dengan baik). Jadi langkah-langkah penelitian fenomena dan merumusan masalah dengan sendirinya akan terjawab.
Contoh:
Fenomena dibidang Kebijakan Pelayanan Perijinan IMB
  • Yang dibahas mengapa perlu perijinan IMB
  • Landasan (kebijakan IMB) seperti Perda, SK Walikota, Juklak IMB semuanya untuk mempercepat pelayanan
  • Fenomena dilapangan bagaimana? Baca media cetak tentang pelayanan IMB
  • Mencari penyebabnya terjadinya gejala-gejala pelayanan IMB
  • Tema (judul skripsi) penelitian
  • Merumuskan permasalahan perijinan IMB
Bacalah dengan seksama fenomena pelayanan IMB yang dibagikan kepada saudara (lalu buat contoh rencana UP anda untuk kita diskusikan)
Contoh-contoh Judul Penelitian
  • Penelitian Deskritif (variabel tunggal)
  • Disiplin pegawai negeri setelah Otda (kasus kabupaten…………)
  • Penelitian Komparatif
  • Perbandingan Disiplin PNS dan UHN
  • Penelitian Asosiatif Pengaruh Otda terhadap Pelayanan Publik
Fenomena dan Perumusan Masalah
  • Fenomena merupakan anatomi awal membangun ilmu, dari fenomena akan melahirkan perumusan masalah
  • Masalah adalah adanya penyimpangan antara yang seharusnya (das sein) dengan kenyataan (das sollen).
  • Misalnya, Seharusnya target mahasiswa baru Fisip angkatan 2010 sebanyak 200 orang (das sein) kenyataan hanya 120 orang (das sollen).
  • Adanya perbedaan ini, merupakan masalah yang harus diatasi.
Merumuskan Masalah yang baik tergantung kepada penelitiannya apakah deskriptif, komparatif ataupun asosiatif.

Rumusan masalah secara umum
a.       (Fraenkel 1990:22):
1.      Harus feasible (harus dapat dicarikan jawabannya)
2.      Harus jelas (semua orang memberi persepsi yang sama).
3.      Harus signifikan (bermakna) dalam pengembangan ilmu dan kehidupan umat    Manusia
4.      Harus bersifat etis, menjauhkan saran, agama suku, adat istiadat yang memojokkan.
5.      Harus mengandung pertanyaan, agar mudah   dicari jawaban sementara (hipotesis).
            Perumusan Permasalahan Deskriptif {“Seberapa baik disiplin PNS di Kabupaten A....?”}. Perumusan Masalah Komparatif { “Adakah perbedaan cara promosi  minuman air Aqua dengan Ades?”}. Perumusan Masalah Asosiatif {“Adakah hubungan (pengaruh) kepemimpinan dengan disiplin kerja pegawai di kantor ….?”}
Landasan Teori
  • Jika permasalahan telah dirumuskan dengan benar, maka harus dicari landasan teori yang cocok terhadap permasalahan yang dihadapi sebagai pisau analisisnya.
  • Jika judul penelitian atau rumusan masalahnya berkaitan dengan kepemimpinan maka dilakukan pengkajian teori-teori kepemimpinan, kemudian dicarikan teori kepemimpinan siapa yang akan dipakai sebagai landasan teorinya.
Teori-Teori Kepemipinan
Ø Teori sifat oleh Hersey dan Blanchard.
Ø Teori X dan Y oleh Mc Groger
Ø Teori Transformasional oleh James McGregor Burns (2008)

Judul Penelitian dan masalahnya tentang Motivasi Teori-Teori Motivasi
A.    Mc Clelland (1953). Teori Kebutuhan Berprestasi dengan dimensi:
a.  Kebutuhan Berprestasi                         c. Kebutuhan Kekuasaan
b. Kebutuhan Afliasi  
B.      Abraham Maslow (1954). Teori Kebutuhan :
a.        Kebutuhan Fisiologis,                        d. Kebutuhan Penghargaan
b.       Kebutuhan Keamanan                       e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
c.       Kebutuhan Sosial
C.   Teori Mc Groger (1957) Teori X dan Y
D.  Teori Herzberg Teori Dua faktor (1959) Hygeine  Factor dan Motivator
E.  Teori Argyris (1969) Teori Dewasa dan Tidak Dewasa
F.  Teori Alderfer (1972) Teori ERG (Existence; Relationship; Growth)
G.  Teori Z oleh Ouchi (1982) gabungan gaya manajemen Jepang dan AS
Judul Penelitian dan masalahnya tentang Pelayanan Publik
Ø Pelayanan  Dimensi Kualitas Pelayanan
1.     Valarie A. Zeithaml., A. Parasuraman., Leonard L Berry (1990).  Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy.
2.      Christian Gronroos (1990)Outcome, Process related, Corporate image
3.      Albrecht dan Zemke (1985)Care and concern, Spontaneity, Problem solving, Recovery,
4.     Johnston  (1995)Access, Aesthetics, Attentiveness/helpfulness, Availability, Care, Cleanliness Tidiness, Comfort, Commitment, Communi-cation, Competence, Courtesy, Flexibility, Friendliness, Functionality,  Integrity, Reliability, Responsiveness, Security.
5.      Garvin (1987)Performance, Features, Reability, Conformance to specification, Durability, Serviceability, Esthetic Perceived quality

Teori-teori Insentif
  • Thoha (2007:60) mengatakan ada dua dimensi insentif : (a). Honorarium,  (b) uang lembur (overtime).
  • Danim Sudarman (2004:43) mengatakan ada 3 dimensi insentif yaitu : (1). Material atau ekonomi (2). Non-material (3). Semi Material.
  • Siagian (2008: 268-271) menyebutkan ada 5 (lima) dimensi insentif : (1). Piecework; (2). Bonus; (3). Komisi; (4) Kurva Kematangan; (5) Manfaat bagi eksekutif
  • Dessler Gary (2007:101-107) menegaskan ada perbedaan insentif bagi pegawai perorangan, pegawai profesional dan pegawai penjualan.
1.      Insentif untuk pegawai perorangan terdiri dari dimensi : a. piecework  
b. tunjangan.
2. Insentif pegawai profesional terdiri dari dimensi : a. Penghargaan berdasarkan pengakuan. b. Program online (ulang tahun).
3. Insentif pegawai penjualan : a. Rencana gaji    b. Komisi          c. Kombinasi
§  Mikovich and Brudrean (1991:502-507) menyebutkan ada 5 (lima) dimensi yaitu:
 (1). Piece work and program Bonus; (2). Commision; (3). Result;  (4). Gainsharing, (5). Profit sharing.  
§  Keith Davis  (1996:134) menyebutkan ada 5 (lima) dimensi yaitu
 (1). Bonus; (2). Profit Sharing; (3). Production sharing; (4). Bayaran lengkap; (5). Imbalan prestasi.
§  Flippo Edwin (1989:36) menyebutkan ada dua yaitu (1). Bonus (2). Piece rate.
§  Sedangkan menurut Jackson H. John dan Mathis Robert L. (2006 : 461) menyebutkan ada tiga yaitu (1). Tarif satuan; (2). Bonus dan (3). Penghargaan. Jika diamati dimensi-dimensi insentif tersebut para ahli sepakat memasukkan dimensi  piecework, bonus, komisi dan profit sharing.
Variabel Penelitian
  • Variabel merupakan variasi (atribut) dari sebuah penelitian yang ditetapkan oleh peneliti dan akan dipelajari.
  • Misalnya Kepemimpinan, insentif, disiplin pegawai, promosi jabatan, harga, saluran distribusi, kebijakan publik, dan lain-lain
Kerangka Berpikir
  • Merupakan rangkaian pola pikir oleh sipeneliti terhadap objek yang diteliti. Kerangka berpikir merupakan bangunan yang akan dipakai sebagai model penelitian. Kerangka berpikir juga merupakan cetakan (pola) yang akan dipakai sesuai dengan teori yang dipakai.
Contoh Kerangka Berpikir Sederhana Diurai mulai dari Teori yang dipakai
  • Judul : Pengaruh Insentif terhadap  Pelayanan Publik.
  • Perumusan Masalah :
  • Adakah pengaruh insentif terhadap Pelayanan Publik?
  • Landasan Teori Insentif dan Pelayanan Publik diuraikan dan kaitannya (hubungannya/pengaruhnya).
Kerangka Berpikir judul skripsi:Pengaruh Insentif terhadap kualitas pelayanan publik.
  • Diasumsikan teori insentif memakai teori Flippo Edwin (1989:36) menyebutkan ada dua yaitu (1). Bonus (2). Piece rate.
  • Teori pelayanan publik dipakai Valarie A. Zeithaml., A. Parasuraman., Leonard L Berry (1990).Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy




     

Variabel Antara (Moderator)
  • Judul: Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi dan Dampaknya terhadap kualitas pelayanan perijinan.
                   Digunakannya variabel antara karena belum adanya teori yang menghubungkan langsung antara Kepemimpinan terhadap kualitas pelayanan perijinan
 Kerangka Berpikir ( Paradigma) Judul :
 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi dan Dampaknya terhadap kualitas pelayanan perijinan…

Hipotesis
  • Jawaban (praduga) sementara terhadap masalah yang dihadapi dan perlu diuji.
  • Misalnya Masalah Penelitian:
          Adakah pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai.....?
Hipotesis:Terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai.
Pengujian Hipotesis : Alat Uji Hipotesis tergantung....
1.      Kerangka Berpikir Penelitian
2.      Apakah mencari hubungan atau pengaruh (tergantung hipotesis). Jika mencari hubungan pakai korelasi atau Regressi sederhana atau regeressi ganda. Jika pengaruh memakai Path Analisys.
3.      Pengujian bisa dilakukan jika menggunakan sampel dengan alat Uji t atau Uji F.
Catatan : Semua alat uji tersebut telah ada dalam buku program
               SPSS versi 12.0 (Baca pogram SPSS versi terakhir)







                Rumus Regressi Sederhana (Product Moment)

             n∑XiYi – (Xi)(Yi)
 rXY =  ---------------------------------------
       √ (n∑Xi²-(∑Xi)² (n∑Yi²) – (∑Yi)²

Keterangan :
rXY     =          Koefisien Korelasi
                                          Xi        =          Skor item ke-i
                                         Y         =          Skor Total  Keseluruhan item
                                         n          =          Jumlah populasi


Contoh


  • Jika t hitung diperoleh 8.75
  • Maka dibandingkan dengan t  tabel dengan α = 0.05  dan db = n-2, dan n = 28 maka t tabel  pada db =28 – 2 = 26 dan α = 0.05 sebesar 2.056
  • Dengan demikian t hitung 8.75 > 2.056  tolak Ho dan Terima H1, artinya ada hubungan kepemimpinan dengan motivasi.
  • Sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi di luar kepemimpinan dilakukan determinasi yang dideterminasi adalah nilai korelasi (rxy) dengan rumus  rxy2.
  • Misalnya rxy 0.75 = 0.75 x 0,75 = 0.5625 sehingga faktor lain = 100 – 0.5625 = 0.44 atau 44% masih ada faktor lain yang tidak terdeteksi diluar kepemimpinan.
  • Perhitungan di atas dilakukan analisis lebih jauh dalam pembahasan (hasil) penelitian


Pengujian Hipotesis
  • Jika peneliti menggunakan sampel maka alat ujinya digunakan uji t dengan catatan jika t hitung > dari t tabel maka H0 ditolak atau diterima H1 artinya ada hubungan antara kepemimpinan dengan motivasi.
  • Jika tidak menggunakan sampel atau populasi maka perhitungan sampai korelasi.
Proses Penelitian dan Pengumpulan Data




Operasionalisasi Variabel


Gaya Kepemimpinan

  Pembuatan Kuesioner


  • Umumnya dalam penelitian kuantitatif angket menggunakan metode skala:
  • 1. Skala Likert dengan options 3 atau 5 atau selalu ganjil.
  • Contoh  kusioner
  • Apakah Perusahaan memberikan Gaji yang dapat memenuhi kebutuhan saudara?
  • A. Sangat cukup/Sangat setuju
  • B. Cukup/Setuju
  • C. Ragu-Ragu/Tidak Berpendapat
  • D. Tidak Cukup/Tidak setuju
  • E. Tidak Cukup Sama sekali/Sangat tidak setuju



Sambungan:
Bagaimana fasilitas perumahan yang disediakan perusahaan?


A. Sangat Memadai
B. Memadai
C. Cukup Memadai
D. Tidak Memadai
E. Tidak Memadai sama sekali



2 Skala Guttman
            Skala ini menggunakan 2 pilihan misalnya :
“Bagaimana pendapat anda jika pemimpin anda diganti sebelum periode jabatan.....?”
a.       Setuju
b.      Tidak Setuju

Penentuan Sampel dan Stratifikasi
§  Tetapkan tingkat presisi yang dipakai apakah α = 0.05 , atau 0.01 artinya, jika peneliti menggunakan α = 0.05  maka tingkat kebenaran penelitian ini 95% atau kesalahan sebesar 5%.
§  Rumus Penetapan Sampel Menurut Tharo Yamane.
   n =  N
         N.d2 + 1
§  d2 = tingkat presisi

Perhitungan
§  Jika populasi 3000 orang
§  Maka sampelnya:
§  n = 3000
§     (3000).(0.05) +1
§   = 353
Penentuan Sampel
§  Menurut  Tabel Krejcie (lihat Sugiyono) Jika populasi  3000  (N) maka sampel 341 (n) orang.
  Jika sampel diteliti dalam kantor pemerintahan, maka dapat didistribusikan melalui stratifikasi
 Penentuan Sampel
§  Menurut  Tabel Krejcie (lihat Sugiyono) Jika populasi  3000  (N) maka sampel 341 (n) orang.
  Jika sampel diteliti dalam kantor pemerintahan, maka dapat didistribusikan melalui stratifikasi
Contoh:
§  Misalkan peneliti melakukan penelitian di Kantor X dengan jumlah pegawai sebanyak 1000 orang (populasi) dengan tingkat pendidikan S1= 50, SM(D-3) 300,  STM (SMA) 500, SMP 100 dan SD 50 orang. Sedangkan sampel diambil melalui tabel Krejice 278 orang. Maka stratifikasi (perwakilan) adalah
Stratifikasi:
S1
50 / 1000 x 278
13.9
14  orang
D-3
300 / 1000 x 278
83.4
84  orang
STM
500 / 1000 x 278
139.0
139 orang
SMP
100 / 1000 x 278
27.80
29 orang
SD
50 / 1000 x 278
13.9
14 orang
Jumlah populasi
278 orang

Stratifikasi Dalam Sebuah Kabupaten
§  Lihat Word (File tersendiri)

Uji Validitas dan Reliabilitas
§  Lihat Word (File tersendiri)
Teknik Menguji Hipotesis penelitian
§  Masalah Penelitian ;
§   Adakah pengaruh motivasi terhadap semangat kerja di kantor X?
§  hipotesis kerja.
§  “Terdapat pengaruh motivasi terhadap semangat kerja di Kantor X.
§  Hipotesis Statistik :
§  H0 : Tidak ada pengaruh Motivasi terhadap semangat kerja.
§  H1       : Ada pengaruh motivasi terhadap semangat kerja.
§  Alat menguji hipotesis pilih pakai alat apa (korelasi seperti Produk Moment atau path analysis).
§   Lakukan Pembahasan sesuai dengan perangkaan yang anda temukan, apa makna angka tersebut.

   KAPAN SEBAIKNYA MENGGUNAKAN  METODE
 KUANTITATIF DAN KUALITATIF
NO
Sesuai dengan kuantitatif
Sesuai dengan kualitatif
1.
Perilaku yang teramati
Memahami makna di balik perilaku
2.
Mengetahui hubungan variabel
Memahami interaksi dari partisipan
3.
Menggali informasi yang luas ttp dangkal
Menggali informasi yang mendalam dan rinci
4.
Menguji teori
Memahami gejala guna menghasilkan teori
5.
Memfokuskan pada hasil
Memfokuskan pada proses
6.
Generalisasi bebas nilai
Konklusi yang kaya akan konteks
7.
Meringkas gejala-gejala yang telah diketahui
Eksplorasi informasi baru yang belum diketahui

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi(gabungan),  analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada  generalisasi.

CARA MENENTUKAN SUMBER DATA/SAMPEL
PURPOSIVE/SNOWBALL




INSTRUMEN PENELITIANPeneliti sendiri
Camera
Tape
Buku Catatan

    


TAHAPAN DALAM RESEARCH AND DEVELOMENT




1.                 Tugas Metode Penelitian (Batas ujian Mid semester)
1)    Buat proposal penelitian sesuai dengan minat saudara (pilih penelitian kuantitatif atau kualitatif).
2)    Dikumpul setelah 1 minggu selesai perkuliahan (akhir semester).
3)     Kertas A4, jumlah halaman 20 lbr.
4)     Objek dan kasus penelitian di kota Medan
Catatan : Jika anda memilih penelitian kualitatif ada bonus nilai 25 (baca buku Metode penelitian kualitatif (Lexy. Moleong). Contoh skripsi dapat anda baca hasil penelitian alumni yang sudah tamat.
Metode Pengumpulan Data
Jika penelitian kuantitatif digunakan angket, dimana angket tersebut diisi oleh siresponden dan tidak boleh diwakilkan.
Jika penelitian kualitatif dilakukan dengan cara
1.      Observasi
2.      Wawancara
3.      Dokumentasi
4.      Triangulasi
Macam-Macam Observasi
v Observasi partisipatif yaitu peneliti ikut serta apa yang dilakukan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka duka. Misalnya, peneliti ingin mengetahui perilaku karyawan di kantor X, maka ia berperan sebagi karyawan. Atau observasi dengan cara apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan berpartisipasi aktif dalam segala aktivitas.
Jenis-Jenis Observasi Partisipatif
v Partisipasi pasif, peneliti datang ketempat penelitian, tetapi tidak ikut aktif dalam kegiatan tersebut.
v Partisipasi Moderat, peneliti ikut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan saja.
v Partisipasi aktif, peneliti melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber tetapi belum sepenuhnya.
v  Partisipasi lengkap, peneliti ikut sepenuhnya dalam kegiatan tersebut.
Manfaat Observasi
v Memperoleh informasi secara holistik (menyeluruh), termasuk kesan-kesan pribadi yang tidak terekam oleh wawancara.
v  Adanya pengalaman langsung untuk menemukan sesuatu (induktif). Misalnya menemukan teori baru tentang motivasi. Sedangkan deduktif menguji sesuatu di lapangan. Misalnya menguji teori motivasi Abraham Maslow.

Tahapan Melakukan Observasi
1. Menyediakan panduan observasi yaitu:
PELAKU : Siapa melakukan apa?
WAKTU: Kapan
TEMPAT:
Dimana
SARANA:
Apa alat bantu
yang
digunakan
PERISTIWA:
Apa bentuk
sikap Petugas
Publik dan
Bagaimana
suasananya?










2.      Memasuki objek Penelitian
Yaitu memperhatikan, tempat (lokasi) seperti kondisi gedung, lokasi parkir, keasrian suasana gedung/kantor, waktu, dan ruang serta peristiwa dalam konteks perilaku pegawai terhadap  objek penelitian. Pada tahap ini masih bersifat grand tour observation (menjelajah secara umum).

3.      Observasi terfokus
Observasi yang sudah mulai dipersempit terhadap fokus penelitian, namun belum melakukan kesimpulan.

4. Observasi Terseleksi
Peneliti telah menemukan data yang akan digunakan dalam penelitian. Data sudah terinci dan tampak perbedaannya satu sama lain.
Wawancara/Interview (batas kuliah)
Merupakan pertemuan dua orang (empat mata) untuk bertukar informasi, ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Misalnya, tentang Politik Pilkada kota Medan.
Narasumber yang diwawancarai adalah key informan yang memiliki status  tertentu dan materi pertanyaannya adalah berbeda. Misalnya, politik yang diwawancarai Ketua KPU Kota Medan, Provinsi, Pakar Politik, Gubernur, Tokoh Agama, dan Masyarakat biasa. (Semuanya itu memiliki status yang berbeda tentu saja materi pertanyaannya berbeda-beda)
Macam-Macam Wawancara/ Interview
Wawancara Terstruktur yaitu wawancara yang telah ditetapkan dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh, dengan membuat pedoman wawancara. Misalnya Politik kota Medan yang ditanya:
a.     Daftar Pemilih Tetap (DPT)
b.      Sosialisasi
c.       Manajemen Pilkada.
Ketiga topik itu telah disusun sedemikian rupa tentang materi pertanyaan, dan dibantu dengan alat perekam, gambar, dan brosur untuk membantu proses wawancara, dan wawancara dimulai dari materi DPT dan seterusnya.
Pedoman Wawancara Terstruktur
Judul Penelitian
Perilaku Politik Masyarakat Kota Medan Pada Pilkada 12 Mei 2010
Waktu interview
Selama bulan Agustus 2010
Tanggal
Dimulai tanggal ... s.d....... Agust 2010
Informan
1.      Ketua KPUD Kota Medan, (2). Ketua KPUD Provinsi (3). Gubernur 4. Tokoh Agama, 5 Pakar politik, (6). Masyakarat (pilih key informan)
Pertanyaan-Pertanyaan
Tentang DPT
1. Bagaimana pendapat
   Bapak tentang akurasi DPT
Pendapat key informan
Pewawancara
 ………….. (oleh peneliti atau Ahli)

v    Wawancara Semiterstruktur
Dimana fihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya, dan peneliti hanya mendengar secara teliti dan mencatat yang dikemukakan informan.
v    Wawancara tak berstruktur
Wawancara dengan cara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara, sehingga pewawancara bebas memulai dari mana ia bertanya yang penting tidak melenceng dari topik penelitian. Artinya, pertanyaan yang disusun/diurut boleh dimulai dari nomor mana saja.


Langkah-Langkah Melakukan wawancara
1. Menetapkan secara tegas siapa     yang akan
    diwawancarai sesuai dengan status sosialnya.
2. Menyiapkan materi bahan pembicaraan, termasuk
    tape recorder.
3. Membuka alur wawancara
4. Melangsungkan alur wawancara
5. Mengkonfirmasikan iktiar hasil wawancara dan
    mengakhirinya
6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
7.Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
  diperoleh.



Teknik Penyusunan Pertanyaan dalam wawancara.
Ø   Pertanyaan dikaitkan dengan Topik Penelitian. Misalnya   tentang Pilkada Kota Medan 12 Mei 2010.
Ø   Pertanyaan dikaitkan dengan pengalaman yang dialami oleh    informan terhadap objek yang diteliti.
Ø   Pertanyaan berkaitan dengan pendapat  terhadap data yang    diperoleh dari sumber tertentu (melakukan cross cek).. Pertanyaan berkaitan dengan perasaan informan, namun dimulai dari pertanyaan biasa kemudian digiring kepada  perasaan si informan.
Ø  Pertanyaan berkaitan dengan indera, karena informan melihat,  mendengarkan, meraba tentang peristiwa tersebut.
Ø  Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang atau demografi.Pertanyaan yang berkaitan dengan saran. Misalnya, bagaimana saran Anda tentang Pilkada Kota Medan ke depan?

Dokumen
Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, baik berupa tulisan, gambar (foto), data-data, karya-karya monumental, kebijakan atau peraturan, kliping koran, film. Tetapi menggunakan dokumentasi yang berkaitan erat dengan topik penelitian.

Triangulasi
Trinagulasi yaitu pengumpulan data sekaligus melakukan uji validitas data dari berbagai sumber. Atau mengumpulkan data yang sama dari berbagai sumber yang berbeda-beda. Misalnya. Tentang Data Kepemimpinan si A di kantor X. Maka sumbernya, si B sebagai bawahannya, si C sebagi rekan kerja si B, dan si D sebagai teman dekat si A.

Teknik Analisis Data Kualitatif
Ø  Sebelum peneliti kelapangan, perlu dilakukan analisis data pendahuluan atau data sekunder sehingga dapat menentukan fokus penelitian. Misalnya, data pendahuluan tentang Pilkada kota Medan 12 Mei 2010. Daftar Pemilih Tetap (DPT)  sebanyak 1.961.155 jiwa, namun yang datang mencoblos di 3.897  TPS hanya 678.804  jiwa. Partisipasi pemilih (politik) hanya sekitar 34.61 %, dan sisanya sebesar 65.39% adalah Golput. (Analisa, 18 Mei 2010).
Ø  Melakukan analisis data secara terus menerus sampai benar-benar tuntas dimana awalnya data itu itu tidak bermakna metode ini dapat menggunakan metode  Miles and Huberman:


Data Reduction (Mereduksi data)
Mencatat data secara rinci, mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, karena data itu awalnya masih sembarawut, perlu diseleksi  sesuai dengan topik penelitian.

Tahapan dalam Penelitian Kualitatif

Data Display (Penyajian data)
Melakukan uraian singkat data yang direduksi dalam bentuk naratif, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang terjadi, berdasarkan apa yang telah dipahami peneliti dilapangan.
Conclusion (Verification)
Melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi, namun sifatnya masih bersifat sementara bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat. Tetapi bila ditemukan alat bukti yang kuat yang valid dan konsisten maka data lapangan itu merupakan data yang kredibel (layak dipakai).


Analisis Data Kualitatif



Data Kualitatif harus Kredibel
  • Jika  data kuantitatif dilakukan dengan cara validitas dan reliabilitas melalui alat uji statistik seperti Uji Korelasi Product Moment
  • Jika data kualitatif dengan cara kredibilitas dengan cara triangulasi (observasi, wawancara, dan FGD).
Uji Kredibilitas data kualitatif
1. Perpanjangan pengamatan
2. Peningkatan ketekunan
3. Triangulasi
4. Diskusi (Forum Group Diccusion/FCD)
5. Analisis kasus negatif
6. Membercheck


Teknik Menyusun Proposal Penelitian
Ø Lihat Skripsi Mahasiswa Fisip UHN yang sudah Lulus.
Ø Tugas : Buat proposal penelitian .
Ø Degan  membuat fenomena agar layak diteliti.







SEKIAN DAN TRIMAKASIH